masalah yang datang telah menjadi penghalang dalam hubungan ini, masalah yang tidak terpikirkan sebelumya, masalah yang menjadi sebuah penyesalan, hingga akhirnya hubungan ini menjadi batas waktu peng-akhir dari segala sesuatu yang pernah menjadi dalil-dalil unkapan hati. sederhana memang keinginan ini untuk membuatnya tersenyum, membuatnya merasakan seperti orang yang pernah merasa bahagia dengan rasa ini. kata maaf pun hanya telah menjadi tabir dalam batas-batas keinginan dan harapan, pedih memang terasa, hati yang ingin memeluk melepaskan penderitaan dan mejadi penyejuk di masa yang akan datang, tapi tak lagi bisa muncul dari permukaan, dan sgalanya hanya seperti balon-balon sabun yang terbang dan pecah terbawa angin dan hilang menjadi wujud yang hampa........!!!!! tinggal lah... aku menguatkan hati dan menghibur untuk menyambung harapan untuk sang ilahiii........ hingga akhir aku temukan kata yang bijak dalam langkahku bahwa sanya "Cinta Memang Indah Tapi Bukan Segalanya............."
menangis
Sabtu, 28 Agustus 2010
Rabu, 25 Agustus 2010
Selasa, 24 Agustus 2010
SangDinda
Kalaulah kegandrungan yang kunyatakan ini menarik perhatianmu
Atau tak berarti apa-apa bagimu
Maafkanlah aku. Namun di matamulah
Dalam lindup bayangannya, suatu petang aku bersandar istirah
Dan sebentar terhantar dalam tidur yang indah.
Dalam ketenangannya kubelai bulan dan bintang-bintang
Kuanyam kapal khayal dari kelopak-kelopak kembang
Dan kubaringkan jiwaku yang lelah di sana
Kuberi minum bibirku yang dahaga
Dan kupuaskan gairah mataku yang mendamba
sangdinda,
Waktu kebetulan kita bertemu sebagai dua orang asing yang bertemu
Dukaku pun berjalan juga di jalan itu
Telanjang, tak terselubung
Dengan langkah murung…
Dan engkaulah dukaku itu
Kesedihan dan kegagalan
Kebisuan dan kekecewaan
Mengungkung penyair yang bergulat habis-habisan
Karena puisi, dinda.. ialah orang asing dinegeriku
Dibunuh kekosongan dan kehampaan.
Jiwaku gemetar ketika aku melihatmu
Aku merasa tiba-tiba seakan sebuah golok mengorek ke dalam darahku
Membersihkan hatiku, mulutku
Meniarapkan aku dengan kening kotor dan tangan meminta
Dalam lindap bayangan matamu yang jelita sangdinda,
Jika tiba-tiba kita bertemu
Jika mataku memandang matamu
Yang anggun, hijau, tenggelam dalam kabut dan hujan
Jika kebetulan pula kita bertemu lagi di jalan
(Dan bukankah hanya nasib kebetulan ini)
Maka akan kucium jalan itu, kucium dua kali
Langganan:
Postingan (Atom)